Sajadah Muslim ~ Assalamu Alaikum wr wb. Pada tahun 571 tepatnya di kota Mekkah, Nabi Muhammad SAW keturunan langsung dari Nabi Ismail AS serta Quraisy lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali beliau menerima wahyu dari Allah SWT, namun ajarannya ditolak oleh kaumnya sendiri yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga berpindah ke kota Madinah.
Setelah Madinah berkembang akhirnya Nabi Muhammad kembali ke kota Mekkah tanpa perlawanan dan pertumpahan darah dari lawannya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Fathul Mekkah.
Kota Mekkah juga merupakan tempat atau pusat ibadah haji bagi kaum Muslimin yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima. Ada beberapa tempat di Mekkah yang menjadi tempat bersejarah lahirnya agama Islam. Untuk mengetahui hal tersebut, Berikut Tempat-Tempat Bersejarah Di Mekkah :
Setelah Madinah berkembang akhirnya Nabi Muhammad kembali ke kota Mekkah tanpa perlawanan dan pertumpahan darah dari lawannya. Peristiwa tersebut dikenal dengan Fathul Mekkah.
Kota Mekkah juga merupakan tempat atau pusat ibadah haji bagi kaum Muslimin yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima. Ada beberapa tempat di Mekkah yang menjadi tempat bersejarah lahirnya agama Islam. Untuk mengetahui hal tersebut, Berikut Tempat-Tempat Bersejarah Di Mekkah :
Jabal Nur dan Gua Hira
Gua Hira adalah sebuah gua kecil yang terletak tak jauh dari puncak Jabal Nur. Letaknya sekitar 6 Km sebelah utara Masjidil Haram. Di tempat inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama. Untuk menuju ke sana, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Mulai dari kaki gunung.
Jabal Tsur
Sebelum Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar ra berangkat untuk hijrah ke Madinah, pada malam harinya beliau tidur di rumah pamannya (Abu Thalib) dengan ditemani saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib. Rumah Abu Thalib sebenarnya telah dikepung oleh orang-orang kafir Mekkah. Mereka berencana akan menangkap bahkan ingin membunuh Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi berkat pertolongan dari Allah SWT, para pengepung tersebut tertidur kemudian Nabi Muhammad SAW keluar dari rumah tersebut menuju suatu tempat di mana Abu Bakar ra telah menunggunya.
Setelah bertemu dengan Abu Bakar ra, Nabi Muhammad SAW berjalan ke arah berlawanan menuju Madinah, yaitu ke Jabal Tsur yang letaknya berada di selatan Mekkah (arah Negara Yaman), sedangkan Madinah berada di Utara Mekkah, untuk menghindari dari kejaran orang kafir Mekkah. Ketika Nabi Muhammad SAW berdua dengan Abu Bakar ra telah berada di dalam Gua Tsur, Allah SWT memberi pertolongan dengan mengutus para Malaikat yang membuat sarang laba-laba yang menutupi mulut gua tersebut dan meletakkan sarang burung merpati yang sedang mengerami telurnya, sehingga orang kafir (Mekkah) yang sudah tiba di mulut gua yakin bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad SAW bersembunyi di situ. Akhirnya merekapun pulang dengan tangan hampa dan Nabi pun selamat.
Jabal Tsur, letaknya sekitar 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram, di sana terdapat gua Tsur, tingginya sekitar 1,25 meter dengan panjang maupun lebarnya kurang lebih 3,5 meter x 3,5 meter. Gua tersebut memiliki dua pintu, yaitu di sebelah barat dan satu pintu, yaitu di sebelah timur. Di pintu sebelah baratlah yang digunakan Nabi untuk masuk yang tingginya 1 meter, sedangkan pintu sebelah timur walaupun lebih luas, sengaja dibuat untuk memudahkan orang keluar masuk gua. Untuk mendaki sampai ke puncak Jabal Tsur ini diperlukan waktu sekitar satu setengah jam.
Setelah bertemu dengan Abu Bakar ra, Nabi Muhammad SAW berjalan ke arah berlawanan menuju Madinah, yaitu ke Jabal Tsur yang letaknya berada di selatan Mekkah (arah Negara Yaman), sedangkan Madinah berada di Utara Mekkah, untuk menghindari dari kejaran orang kafir Mekkah. Ketika Nabi Muhammad SAW berdua dengan Abu Bakar ra telah berada di dalam Gua Tsur, Allah SWT memberi pertolongan dengan mengutus para Malaikat yang membuat sarang laba-laba yang menutupi mulut gua tersebut dan meletakkan sarang burung merpati yang sedang mengerami telurnya, sehingga orang kafir (Mekkah) yang sudah tiba di mulut gua yakin bahwa tidak mungkin Nabi Muhammad SAW bersembunyi di situ. Akhirnya merekapun pulang dengan tangan hampa dan Nabi pun selamat.
Jabal Tsur, letaknya sekitar 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram, di sana terdapat gua Tsur, tingginya sekitar 1,25 meter dengan panjang maupun lebarnya kurang lebih 3,5 meter x 3,5 meter. Gua tersebut memiliki dua pintu, yaitu di sebelah barat dan satu pintu, yaitu di sebelah timur. Di pintu sebelah baratlah yang digunakan Nabi untuk masuk yang tingginya 1 meter, sedangkan pintu sebelah timur walaupun lebih luas, sengaja dibuat untuk memudahkan orang keluar masuk gua. Untuk mendaki sampai ke puncak Jabal Tsur ini diperlukan waktu sekitar satu setengah jam.
Jabal Rahmah
Jabal Rahmah yang berarti bukit penuh rahmat, selalu dipenuhi peziarah karena mempunyai sejarah penting dalam Islam. Dikisahkan, dibukit inilah Nabi Adam AS dan Istrinya Hawa bertemu setelah 100 tahun diturunkan dari langit ke bumi. Konon, di tempat ini merupakan tempat terbaik untuk berdoa meminta jodoh.
Masjid Jin
Di kampung Ma’la, tak jauh dari lokasi pemakaman Sitti Khadijah di Mekkah, masjid itu berdiri. Yang merupakan saksi bisu dialog antara Rasulullah SAW dengan para jin itu hingga kini masih berdiri tegak di tempatnya. Masjid dengan luas 10 x 20 meter itu memiliki dua lantai dan satu basement. Di atap masjid bagian kubah dihias dengan tulisan kaligrafi Al-Quran surat Al-Jin ayat 1-9. Tapi perlu diketahui, masjid ini tak seseram namanya.
Sejumlah riwayat menyebutkan, masjid yang berjarak sekitar 1 km dari Masjidil Haram tersebut dinamakan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’at, karena di tempat itulah para jin menyatakan keislamannya dan berjanji setia kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT. Diriwayatkan, pada suatu ketika usai shalat Subuh Rasulullah SAW dan sahabat Anas bin Malik membaca Surat Ar-Rahman ayat 1-7. Di antaranya berbunyi, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”. lantunan ayat suci Al-Quran itu rupanya menarik perhatian rombongan Jin yang sedang dalam perjalanan ke Tihamah. Para Jin tersebut lantas mendatangi tempat asal suara dan menemukan Rasulullah SAW bersama sahabatnya disana tengah membaca Al-Quran.
Para jin yang dalam salah satu riwayat disebutkan berjumlah tujuh, kemudian langsung menjawab dengan kalimat, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikitpun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan bathin kepada kami”. Setelah itu para jin lantas berdialog dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka lantas menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT”. Sesepuh jin hanya berkomunikasi dengan Nabi sedangkan Anas tidak bisa melihat wujud jin, tetapi hanya bisa merasakan bahwa ada makhluk lain di tempat itu.
Penegasan keimanan para jin dalam riwayat di atas dijelaskan Allah SWT dalam Firman-Nya di Al-Quran Surat Jin ayat 1-2 : “Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-Quran. Lalu mereka berkata : “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Quran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapapun juga” (QS. Al-Jin : 1-2).
Sejumlah riwayat menyebutkan, masjid yang berjarak sekitar 1 km dari Masjidil Haram tersebut dinamakan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’at, karena di tempat itulah para jin menyatakan keislamannya dan berjanji setia kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT. Diriwayatkan, pada suatu ketika usai shalat Subuh Rasulullah SAW dan sahabat Anas bin Malik membaca Surat Ar-Rahman ayat 1-7. Di antaranya berbunyi, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”. lantunan ayat suci Al-Quran itu rupanya menarik perhatian rombongan Jin yang sedang dalam perjalanan ke Tihamah. Para Jin tersebut lantas mendatangi tempat asal suara dan menemukan Rasulullah SAW bersama sahabatnya disana tengah membaca Al-Quran.
Para jin yang dalam salah satu riwayat disebutkan berjumlah tujuh, kemudian langsung menjawab dengan kalimat, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikitpun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan bathin kepada kami”. Setelah itu para jin lantas berdialog dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka lantas menyatakan dirinya beriman kepada Allah SWT”. Sesepuh jin hanya berkomunikasi dengan Nabi sedangkan Anas tidak bisa melihat wujud jin, tetapi hanya bisa merasakan bahwa ada makhluk lain di tempat itu.
Penegasan keimanan para jin dalam riwayat di atas dijelaskan Allah SWT dalam Firman-Nya di Al-Quran Surat Jin ayat 1-2 : “Telah diwahyukan kepadamu bahwa sekumpulan Jin mendengarkan ayat Al-Quran. Lalu mereka berkata : “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Quran yang menakjubkan. Yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, karena itu kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapapun juga” (QS. Al-Jin : 1-2).
Sekian, Wassalamu Alaikum wr wb.
Labels:
Haji Umrah
Thanks for reading Tempat-Tempat Bersejarah Di Mekkah. Please share...!
0 Comment for "Tempat-Tempat Bersejarah Di Mekkah"