Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Kultum: Ternyata Nabi Dan Sahabat Terkemuka Juga Menangis

Sajadah Muslim ~ Alhamdulillah hilladzi akramnaa bil iimaan, wa a’azzanaa bil islam, wa rafa’na bil ihsan, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruh, allahumma shollia wasallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mantabi’ahum bi ihsani ila yaumiddin, amma ba’du.
 
Yang terhormat para alim ulama, para pejabat pemerintah baik sipil maupun militer, para ustadz  dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang saya muliakan.


Mengawali pertemuan kita melalui mimbar kultum kali ini, pertama­tama, marilah kita panjatkan  puji syukur kepada Allah, Tuhan sarwa sekalian alam. Shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw, sebab beliau kita dapat mengetahui yang hak dan yang batil, yang halal dan yang haram, antara jalan menuju ke surga dan jalan menuju ke neraka.

Hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Pernah suatu malam di bulan Rajab, ketika Nabi saw bangun tengah malam lalu beliau menuju masjid dan ketika sampai di depan pintu masjid beliau menghentikan langkah kakinya, karena terdengar suara tangisan Abu Bakar dalam keadaan shalat malam. Saat itu Abu Bakar ra sedang membaca ayat 111 dari surat At-Taubah: 

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS. At-Taubah: 111).

Di tempat lain masih dalam masjid itu, terdengar pula suara tangisan Ali ra di tengah-tengah menunaikan shalat malam, ketika itu ia sedang membaca ayat 9 dari surat Az-Zumar yang artinya: "Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang  berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9).

Di sisi lain dalam masjid itu, terdengar pula suara tangisan sahabat Mu'adz bin Jabal sedang dalam menunaikan shalat malam yang hendak menghatamkan AI-Qur'an dalam shalatnya. Dan terdengar pula suara tangisan sahabat Bilal sedang dalam menjalankan shalat malam dan hendak mengkhatamkan Al-Qur'an dalam shalatnya, sebagaimana ketiga sahabat tersebut.

Nabi menjadi terbaru dan ikut menangis bersama mereka, air mata jatuh tergerai dengan suara  yang tertahan, karena tangisan beliau tak terdengar suaranya, tetapi air matanya begitu deras mengalir membasahi pipi beliau yang mulia. Setelah mereka selesai menunaikan shalatnya, beliau beranjak pergi, sementara mereka tidak mengetahui kalau aktivitas ibadah mereka itu disaksikan  oleh Nabi saw yang ikut menangis bersama mereka, di depan pintu masjid.

Hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Sesudah menunaikan jama'ah shalat Shubuh, dengan perasaan gembira dan wajah berseri-seri beliau menghadap pada para jama'ah dan berkata: "Wahai Abu Bakar, mengapa kamu semalam menangis ketika membaca firman Allah dalam surat At-Taubah yang artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untukmereka." (QS. At-Taubah: 111).

Abu Bakar menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, sementara Allah menyatakan dalam ayat itu, bahwa Ia akan membeli hamba-Nya. Jika hamba tersebut cacat, tentu Ia tidak akan mernbelinya,  atau jika cacat itu diketahui setelah dibeli, tentu pembeli itu akan mengembalikannya. Jika  aku cacat ketika dibeli atau baru terlihat cacatnya setelah dibeli dan Allah mengembalikanku, berarti aku menjadi penduduk neraka. Karenanya, aku menangis ketika membaca ayat tersebut." 

Tak lama kemudian, malaikat Jibril turun dan berkata: "Hai Muhammad katakan kepada Abu Bakar, bahwa jika pembeli mengetahui cacat budak, lalu tetap membeli dengan cacatnya, maka dia tidak memiliki kekuatan untuk mengembalikannya. Dan Allah swt Maha Mengetahui akan cacat hamba­ Nya sebelum menciptakannya. Maka berarti cacatnya itu Ia akan membelinya dan tidak akan mengembalikannya,   begitu pula cacat yang terdapat setelah dibeli."  Mendengar penjelasan Jibril itu, Rasulullah menjadi gembira, begitu pula para sahabat, utamanya Abu bakar ra.

Lalu Nabi saw bertanya kepada Ali: "Wahai Ali mengapa kamu menangls ketika membaca ayat 9 dari surat Az-Zumar: "Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui  dengan  orang-orang  yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9).

Ali menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis membaca ayat tersebut, karena bapak kita Adam adalah orang yang lebih tahu, karena Allah mengajarinya nama-nama seluruhnya. Sementara aku tidak, maka tentu aku tidak sama seperti Adam. Maka aku menjadi menangis ketika membaca ayat tersebut."
                     .
Kemudian Jibril  datang  dan berkata:  "Wahai Muhammad, katakan kepada Ali bahwa maksudnya tidaklah begitu. Tetapi pada hari kiamat nanti, orang-orang kafir tidak bersama dengan orang-orang yang beriman. Karena orang kafir menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah dan tidak pula hari akhir. Sedangkan orang yang beriman menyembah Allah, setiap waktu mengucapkan, "Laailaaha illallah, muhammadur rasulullah", jika orang-orang yang beriman berbuat kebaikan,  mereka senang dan memuji Allah, jika  berbuat  kesalahan mereka beristighfar, mernobon ampun kepada Allah swt. Maka pasti tidak sama antara orang­orang kafir dengan orang-orang yang  beriman. Orang kafir tempatnya di neraka, sedangkan orang yang beriman tempatnya di surga."

Hadirin dan hadirat sekalian yang saya hormati

Demikianlah, kultum yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan kali ini, semoga Allah senantiasa  melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada kita, agar kita menjadi selamat dan bahagia di  dunia dan akhirat, amin. Akhirnya,  terima  kasih atas perhatiannya  dan mohon maaf atas kesalahan  dan kurang lebihnya. Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq, tsummas salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan
 
Labels: Kumpulan Ceramah Kultum

Thanks for reading Kultum: Ternyata Nabi Dan Sahabat Terkemuka Juga Menangis. Please share...!

0 Comment for "Kultum: Ternyata Nabi Dan Sahabat Terkemuka Juga Menangis"

Back To Top