Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

BERSEDEKAH DI MATA NABI

Sajadah Muslim ~ Suatu hari, ada seorang tamu yang datang ke rumah Abu Dzarr Al-Ghifari, Abu Dzarr berkata kepada tamu tersebut, ”Aku sedang masygul,.ada beberapa unta milikku, tolong ambilkan unta yang paling bagus”.

Tamu itu pun segera pergi untuk mengambil unta yang diminta oleh Abu Dzarr, akan tetapi, tamu itu bukannya mengambil unta yang bagus sebagaimana disarankan Abu Dzarr Al-Ghifari, melainkan memilih unta yang kurus kering, karena  itu, ketika unta  kurus yang diambil tamu tersebut disodorkan kepada Abu Dzarr, seketika Abu Dzarr jadi murka, ”Anda telah mengkhianatiku”.

Si tamu itu berkelit dan melakukan pembelaan. ”Yang paling bagus adalah unta jantan, dan aku pikir, suatu hari nanti anda akan memerlukannya. Abu Dzarr heran, mengernyitkan kening, Hari ketika aku paling memerlukan adalah hari ketika aku dibaringkan di dalam kubur karena Allah berfirman, ”Engkau tidak akan mencapai kebaikkan kecuali engkau memberikan apa yang paling engkau sukai ( QS.Ali Imron 3 : 92 ),  jawab Abu Dzarr.

Kisah diatas memberikan satu teladan betapa murah hatinya Abu Dzarr, bahkan Abu Dzarr lebih memilih orang lain dari pada dirinya sendiri dan ia menganggap tidak memerlukan sesuatu yang bagus kecuali nanti di alam kubur. Karena itu Rasul menganjurkan seseorang jika mau memberikan sesuatu, maka sesuatu itu adalah yang baik dan bahkan paling dicintai atau disukai. Ayat yang disebutkan Abu Dzarr itu memang turun karena ada seorang  sahabat yang memiliki sifat kedermawanan tinggi.

Mungkin akan muncul satu pertanyaan, kenapa memberikan sebuah kebun justru akan memberi banyak keuntungan ? karena tidak dapat diingkari bahwa sedekah itu adalah sebuah investasi. Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah bahwa Allah membesarkan sedekkah seperti engkau membesarkan anak unta. Kalau engkau menyedekahkan separuh kurma, maka Allah akan melipat gandakan, dan pada hari kebangkitan kelak, apa yang engkau sedekahkan itu akan dikembalikan kepada hamba dalam bentuk seperti atau lebih besar dari pada gunung Uhud.


Sebuah ayat dalam al-Qur’an, Allah berfirman, ”Perumpamaan mereka yang membelanjakan kekayaan mereka di jalan Allah itu adalah seperti sebutir biji jagung yang bertunas tujuh tangkai jagung, pada setiap tangkai ada seratus biji. Maka Allah melipat gandakan bagi apa yang dikehendaki-Nya”     (QS.Al-Baqarah ayat 261).

Tapi kenapa sebagian manusia justru merasa berat dan susah jika menyisihkan sebagian harta dan perhiasan-perhiasan duniawi yang mereka miliki. Harta yang dikumpulkan dengan susah payah itu, dianggap sebagai miliknya dan tidak  ada untungnya jika harus dibagi atau dibersihkan kepada orang lain. Alasannya takut merugi dan kehilangan jika harus mambagi sebagian harta yang telah  dikumpulkannya itu. Padahal dalam setiap harta yang dikumpulkan seseorang, ada hak bagi mereka yang miskin, karena itu membagikan harta pada mereka yang memerlukan dan membutuhkan adalah satu sunnah Nabi yang patut diamalkan.

Tetapi sifat kikir, merasa rugi dan juga takut miskin kerap menjadi penghalang bagi seseorang untuk membagikan sebagain harta yang dimiliki, apalagi sesuatu yang amat dicintai, padahal dibalik uluran tangan atau menyedekahkan harta itu ada rahasia  Allah yang di janjikan. Apa rahasia itu dari janji Allah, ketika seseorang ringan tangan, ingin bersedekah.

RAHASIA  DI BALIK SEDEKAH

Imam Khomaeni dalamn buku 40 hadits terdapat hadits-hadits Mistik dan Akhlak. Membeberkan rahasia di balik sedekah yang digali dari beberapa hadits. Adapun rahasia itu antara lain biasa menyelematkan seseorang dari kematian buruk, memperpanjang usia, mengelakkan tujuh puluh bentuk kematian yang buruk dan Allah juga membalasnya sampai sepuluh hingga  seratus ribu kali lipat.

Selain itu sedekah juga bisa menambah kekayaan, bahkan orang yang bersedekah di waktu pagi, maka dia akan diselamatkan dari bencana alam sepanjang hari itu. Dan  jika orang bersedekah pada permulaan malam, dia akan diselamatkan dari bencana di sepanjang malam. Dengan sedekah, sakit pun bisa sembuh, karena itu kalau orang memenuhi kebutuhan rumah tangga seorang muslim, menyelamatkan mereka dari kelaparan, memberi mereka pakaian dan melindungi kehormatan mereka, amalnya lebih baik dibandingkan dengan berhaji sebanyak tujuh puluh kali.

Padahal berhaji itu lebih baik dibandingkan dengan memerdekakan tujuh puluh budak dan orang yang membebaskan budak, maka Allah akan membebaskan setiap tubuhnya dari api neraka untuk satu anggota tubuh seorang budak yang dibebaskan itu.

Oleh karena itulah kita tak lagi asing mendengar kisah para sahabat Nabi yang amat ringan tangan, seorang sahabat Nabi yang terkenal ringan tangan dalam bersedekah adalah Ali bin Ali Thalib.

Di suatu hari, pernah Ali membeli pakaian yang disukai, tetapi pakaian yang ia sukai itu tidak dipakainya, melainkan ia sedekahkan. Saat ditanya, Ali pun menjawab, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Barang siapa lebih mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri, dia akan lebih dipentingkan oleh Allah untuk masuk surga pada hari kiamat. Dan barang siapa  yang mencintai  sesuatu lalu menjadikan untuk Allah pada hari kiamat Allah akan berkata kepadanya, “Hamba-hamba-Ku biasa memberikan balasan kepada sesame mereka dengan sepadan, maka Aku akan memberimu surga-Ku sebagai imbalan.”

Semoga kita dapat meneladani apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya untuk mendapatkan balasan yang sudah dijanjikan oleh Allah dan sejumlah  rahasia dibalik  sedekah itu.

Sumber : Rahasia Sunnah-Sunnah Nabi
Labels: Kisah Kisah, Pendidikan Islam, Sunnah Nabi

Thanks for reading BERSEDEKAH DI MATA NABI. Please share...!

0 Comment for "BERSEDEKAH DI MATA NABI"

Back To Top