Ibnu Sahl, Penemu Hukum Pembiasan Cahaya
Pernah tahu hukum refraksi (pembiasan) dalam ilmu fisika? Para ilmuan fisika modern mengklaim bahwa hukum pembiasan ditemukan fisikawan asal Belanda yang bernama Willebrord Snell, pada tahun 1621. Padahal, enam abad sebelum itu, ilmuan muslim bernama Ibnu Sahl, lebih dulu mencetuskannya. Penemuan ini dituangkan Ibnu Sahl pada tahun 784 M, dalam risalahnya yang berjudul On Burning Mirrars and Lenses. Ia menjelaskan secara rinci dan jelas tentang cermin membengkok dan lensa membengkok serta titik api atau titik fokus.
Ibnu Haitham, Bapak Ilmu Optik Modern
Dalam Islam, ada satu tokoh lagi yang diakui sebagai “Bapak Ilmu Optik Modern.” Dia adalah Ibnu Haitham (tahun 965 – 1039 M). Meski dijuluki demikian, ia berbesar hati. Ia tetap merendah R. Rashed (tahun 1993), dalam Geometrie et dioptrique au Xe siecle. Ibnu Sahl, al-Quhi et Ibnu al-Haitham, menyatakan bahwa Ibnu Haitham mengakui kehebatan Ibnu Sahl. Ia menyebut nama Ibnu Sahl, adalah seorang ahli optik yang bekerja dan hidup pada akhir abad ke-10 dan awal abad ke-11, sebagai tokoh yang mempengaruhi keilmuannya.
Al-Kindi, Juga Ahli dalam Bidang Optik
Dalam bidang optik, Ibnu Sahl bukanlah ilmuwan pertama di dunia Islam. Seabad sebelum peradaban Islam memiliki Al-Kindi (tahun 801- 873 M) yang telah mengembangkan bidang kajian optik. Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta prinsip-prinsip visual. Buah pikir Al-Kindi tentang optik terekam dalam kitab yang berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu sangat berpengaruh bagi sarjana Barat, seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon.
Ibnu Sina, Menulis Tentang Resep Kecantikan
Ilmu perawatan kecantikan telah berkembang sejak era kejayaan Islam. Ibnu Sina (tahun 980 – 1037 M), dokter muslim legendaris dalam kitabnya Qanin fi Thib atau Canon of Medicine secara khusus menuliskan rahasia dan resep perawatan kecantikan mulai rambut hingga ujung kaki. Tips perawatan kecantikan itu ditulis dalam bab khusus yang disebut ziyet penampilan fisik. Meski istilah ziyet kerap digunakan untuk menyebut hiasan-hiasan, namun dalam kitab itu Ibnu Sina menjelaskan tentang tips dan rahasia perawatan rambut dan tubuh.
Ibnu Sina, Juga Bicara Soal Berat Badan
Prof. Nil Sari dari Fakultas Kedokteran Istanbul Univdersity dalam tulisannya Beauty, Hair Body Care in the Canon of Ibn Sina, mengungkapkan, sejak abad ke – 10 M. Ibnu Sina sudah membahas mengenai penyakit kulit, perawatan, dan penyembuhannya. Ibnu Sina membahas mengenai masalah berat badan, misalnya kegemukan dan kekurusan serta dampaknya terhadap penampilan. Dia juga membahas tentang simptom atau gejala. Misalnya, ia mengupas tentang berbagai masalah kecantikan yang kerap dihadapi setiap orang seperti bagaimana merampingkan tubuh.
Ibnu Sina, ”Rambut Botak Karena 3 Hal”
Khusus tentang rambut, Ibnu Sina mengkali masalah kebotakan dan beragam penyebab rontoknya rambut. Menurut dia, terdapat tiga faktor yang membuat rambut gagal tumbuh. Pertama, ‘zat’ rambut tidak menembus ke dalam tempat tumbuhnya rambut. Kedua, ‘zat’ menembus ke tempat rambut tumbuh, namun tak bertahan di tempat itu. Ketiga, ‘zat’ rambut merusak, akibatnya tak cocok untuk pertumbuhan rambut. Obat yang melindungi rambut, papar ibnu Sina, harus memiliki ‘daya tarik’ untuk menormalkan dan menyesuaikan suhu.
Ibnu Sina, ”Kurang Minum Sebabkan Kulit Rusak”
Selain membahas tentang rambut, Ibnu Sina juga mengupas perawatan kulit secara detail. Menurut Ibnu Sina, ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan warna kulit seperti sinar matahari, udara dingin, angin, usia lanjut, jarang mandi, makanan yang terlalu asin serta perubahan dalam darah. Sang dokter itu juga menjelaskan bahwa penyebab kulit pucat antara lain karena penyakit, kegelisahan, kelaparan, terlalu banyak jimak, sakit parah, cuaca terlalu panas, kurang minum, serta faktor lainnya.
Industri Sabun, Warisan Kimiawan Muslim Abad ke-7
Sejak abad ke-7 M, umat Islam telah mengembangkan gaya hidup higienis yang mutakhir. Menurut Ahmad Y. Al-Hassan dalam bukunya berjudul, Technology Transfer in the Chemical industries, kota-kota Islam seperti Nablus (Palestina). Kufah (Irak) , dan Basrah (Irak) telah menjadi sentral industri sabun. Sabun yang kita kenal hari ini adalah warisan dari peradaban Islam. Menurut Al-Hassan, sabun yang terbuat dari minyak sayuran, seperti minyak zaitun serta minyak aroma, pertama kali diproduksi para kimiawan muslim di era kekhalifahan.
Siapakah Pencipta dan Penemu Formula Sabun ?
Salah seorang sarjana Muslim yang telah mampu menciptakan formula sabun adalah Al-Razikimiawan, legendaris dari Persia. Hingga kini, formula untuk membuat sabun tak pernah berubah. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Harga sabun berkisar tiga Dirham (koin perak) atau setara 0,3 Dinar (koin emas). Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga ditulis oleh seorang dokter terkemuka dari Andalusia Spanyol Islam, bernama Abu Al-Qasim, Al-Zahrawi, alias Abulcassis (tahun 936-1013 M).
Siapakah Pencetus Manajeman Industri Parfum?
Para sejarawan meyakini bahwa industri minyak wangi yang berkembang pesat di dunia Islam dibangun oleh dua ahli kimia termasyhur, yakni Jabir Ibnu Hayyan (tahun 721-815 M), serta Al-Kindi (tahun 805 – 873 M). Kimiawan muslim dari abad ke-12 , Al-Isybili, mengungkapkan pada masa kejayaan Islam terdapat tak kurang dari sembilan buku teknis dan pedoman pengelolaan industri parfum. Meski begitu, kitab tentang pengelolaan minyak wangi atau parfum yang masih tersisa hanyalah Kitab Kimiya’ al-‘Itr karya Al-Kindi.
Siapakah Penemu Jam Air dalam Peradaban Islam
Sejarah mencatat bahwa peradaban manusia telah mengenal jam air sejak tahun 200, Sebelum Masehi. Meski begitu, jam air paling mutakhir pertama kali ditemukan di zaman kejayaan Islam. Donald R. Hill dalam bukunya Islamic Technology, An Illustrated History, menuturkan, bahwa pada masa pra Islam, al-Jazari (tahun 1136 – 1206 M) sudah bisa menciptakan jam air. Pada masa Khalifah Harun al-Rasyid juga sudah mengenal jam air Donald R.Hill, jam air juga pernah dibangun oleh seorang insinyur muslim yang bernama al-Hasystam (wafat tahun 1039 M).
Para Ilmuwan Jam Astronomi Dalam Islam
Ahli astronomi Islam di era kekhalifan berhasil menciptakan jam astronomi bernama astrlabe. Menurut Dr. Emily Winterburn dalam karyanya Using an Astrolabe, sekitar abad ke-10 al-Sulf menjelaskan seribu kegunaan astrolab, termasuk pengatur waktu, terutama untuk waktu-waktu shalat dan Ramadhan. Sementara itu, David A King, justru menjelaskan bahwa Ibnu al-Shatir yang menemukan jam astrolebe pada awal abad ke-14 M, Al-Jazari, pernah menciptakan jam astronomi yang disebut caste clock.
Penemuan Nasirudin al-Tusi di Bidang Matematika
Sejarawan sains mensejajarkan kemasyhuran Nasirudin al-Tusi dengan Thomas Aquinas. Betapa tidak, al-Tusi memang seorang saintis Agung yang terlahir di dunia Islam pada abad ke-13 M. Kontribusinya bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern begitu besar. Nasirudin memiliki reputasi cemerlang sebagai ilmuwan yang beda dari yang lain. Pencapaian mengagumkan yang berhasil ditorehkan Nasirudin dalam bidang metematika adalah pembuatan rumus untuk segi tiga, yakni a/sin A = b/sin B = c/sin C, n hari.
Penemuan Al-Khazini Lebih Dulu dari Roger Bacon
Abdurrahman al-Khazini, menurut Irving M. Klotz dalam tulisannya bertajuk Multicultural Perspectives in Science Education One Prescription for Failure punya gagasan mengenai pengaruh temperatur terhadap kerapatan dan tabel-tabel berat spesifiknya umumnya tersusun dengan cermat. Sebelum Roger Bacon menemukan suatu hipotesis tentang kerapatan air saat ia berada dekat pusat bumi, al-Khazini lebih dahulu telah mendalaminya. Ia menemukan teori tentang tuas (pengungkit) serta penggunaan neraca bangunan dan pengukuran waktu.
Siapakah Penemu Konsep Robot Modern?
Dialah Ibnu Ismail Al-Jazari (tahun 1136-1206). Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian disebut mesin robot. Donald Hill, ahli teknik asal Inggris, menjulukinya sebagai Bapak Modern engineering. Berkat temuannya, ia berhasil mempengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat ini, diantaranya combustion engine, crankshaftsuction pump, programmable automation, can sebagainya. Donald mengatakan bahwa hingga kini, tidak ada orang yang mampu merancang, memproduksi dan menyusun berbagai mesin seperti Al-Jazari.
Penemuan Jam Mekanikal Oleh Ilmuan Muslim
Lalu, jam dengan alat berat pertama kali diciptakan Ibnu Khalaf al-Muradi dari Islam Spanyol. Ilmuwan Muslim yang menciptakan jam mekanik lainnya adalah Taqi al-Din. Jam mekanik ciptaannya itu dituliskan dalam The Brightest Stars for the Construction of Mecahnical Clocks. Dalam bukunya itu, Taqi al Din menguraikan konstruksi jam yang dikendalikan pemberat dengan mekanisme gerak berupa verge an foliot, suatu rangkaian gir yang berdetak, sebuah alarm, dan pemodelan fase-fase bulan.
Al-Jazari Ilmuan Mekanik Yang Masyhur di Barat
Al-Jazari berhasil mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya, lengkap dengan rincian gambar-gambarnya dalam buku The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices. Pada acara World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari. Pasalnya, Science Museum merekonstruksi kerja gemilang Al-Jazari, diantaranya adalah jam air. Mesin pemompa air yang dipaparkan dalam bukunya juga menjadi salah satu karya yang inspiratif. Terutama bagi sarjana teknik dari belahan negeri Barat.
Siapakah Penemu Konsep Algoritma & Aljabar
Penemunya adalah seorang ahli matematika dari Uzbekistan yang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi. Dalam literatur Barat, ia lebih terkenal dengan sebutan Al-Gorism. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep algoritma yang ditemukannya. Ia dikenal sebagai orang yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika, konsep yang diambil dari nama belakangnya. Ia lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan) tahun 770 Masehi. Ia pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (Irak) ketika masih kecil.
Nasa Menggunakan Temuan Ilmuwan Muslim Indonesia
Ilmuwan Indonesia menciptakan pemindai empat dimensi pertama di dunia. Teknologi bernama ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography). ECVT adalah sistem pemindal barbasis medan listrik statis yang mampu menghasilkan citra obyek volumetrik dan real time (seketika). Teknologi ECVT adalah teknologi scanning atau foto kopi yang bisa melihat secara real time dan tiga dimensi gerak bahan di dalam boiler, reaktor, industri, pipa, dan sebagainya. Teknologi ECVT, kini dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA).
Pengarang Musik Pertama Dalam Islam.
Menurut Ali Hasmy dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, tradisi pengkajian dan permainan khalifah mensponsori para penyair dan musisi. Bahkan, pihak Kesultanan mendirikan sekolah-sekolah musik di berbagai kota dan daerah. Sekolah musik yang bagus dan berkualitas didirikan oleh Sa’id Abd. Al-Mu’min (w. 1294 M). Hasilnya, teoritikus musik, pakar-pakar estetika, satrawan masyhur, bermunculan. Di antaranya pengarang teori musik Islam yang terkenal adalah Yunus bin Sulaiman al-Khatab yang tercatat sebagai pengarang musik pertama dalam Islam, musik semakin berkembang pada era Dinasti Abbasiyah, terutama ketika Khalifah al-Makmun berkuasa.
Oleh Uup Gufron
Labels:
Sejarah-Islam
Thanks for reading Ilmuwan dan Penemuan Termasyhur Dalam Islam. Please share...!
0 Comment for "Ilmuwan dan Penemuan Termasyhur Dalam Islam"