Nabi Melarang Memberi Nama Buruk pada Anak
Ketika kita hendak memberi nama untuk anak, maka carilah nama-nama yang baik. Diriwayatkan dari Sa’id bin al-Musayib dari ayahnya bahwa ayahnya datang menghadap kepada Nabi ,saw. Nabi bertanya, “Siapa namamu ?” ia menjawab “Hazn (keras dan kasar)”. Beliau bersabda, Ganti namamu menjadi Sahl (mudah).” Ia menjawab, “Aku tidak akan mengganti nama yang telah diberikan oleh ayahku.” Ibnu Musayib berkata, “Ternyata setelah itu ia terus Berwajah hazanah (kasar),” (HR. Bukhari). Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah saw, mengganti nama ‘aashiyah (pelaku maksiat) dengan nama Jamilah (indah) (HR. Muslim [2139]). Nama tadinya Juwatiyyah dirubah Nabi menjadi Barrah (kebaikan) (HR. Muslim).
Pentingnya Menyusui Anak Dua Tahun
Allah menganjurkan kepada para ibu untuk menyusui anak-anaknya selama dua tahun secara penuh (lihat QS, al-Baqarah ayat 223). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terkini di bidang kedokteran. Air susu yang pertama kali diterima oleh seorang anak bayi dari payudara ibunya sendiri itu selama dua tahun pertama setelah kelahirannyaadalah mengandung beberapa protein khusus dengan kadar yang tinggi. Protein ini dapat melawan pertumbuhan kuman-kuman yang mendatangkan berbagai penyakit. Protein ini di sebut juga antibodi.
Tiga Syarat Penting Menyusui Anak
Husein Muzhahiri dalam buku, “Pintar Mendidik Anak” berpendapat bahwa menyusui tak hanya sekedar memberi kekuatan jiwa pada seorang anak. Karena, ada tiga syarat penting yang perlu dilakukan oleh seorang ibu. Pertama, seorang ibu haruslah bertakwa dan menghidari segala bentuk maksiat kepada Allah. Kedua, ketika menyusui hendaknya ia harus tenang dan menghindari emosi jiwa yang berkelebihan. Ketiga, seorang ibu haruslah mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan bergizi.
Mendidik Anak Versi Lukman al-Hakim
Jika kita memperhatikan QS. Lukman ayat 13, ada hal penting dalam soal mendidik anak. Setidaknya ada tiga cara atau metode dalam mendidik anak-anak agar mereka bisa cerdas, pintar dan saleh. Pertama, orangtua apabila berbicara dengan anaknya harus menggunakan kata wahai, kekasihku, sayangku, anakku, dan sebagainya. Kedua, menyuruh atau melarang perbuatan anak diutarakan secara logis. Ketiga, berbicara dengan anak dengan kata yang lembut dan cinta kasih. Inilah yang dilakukan oleh Lukman al-Hakim.
Jilbab Menyehatkan Kulit Kaum Wanita
Jilbab ternyata juga bermanfaat bagi kesehatan kulit kaum wanita. Hal ini diakui oleh artis cantik Astrie Ivo. Dalam buku karangannya yang berjudul ‘Cantik Sepanjang Masa’ dia mengakui bahwa dibanding laki-laki, kandungan melanin dalam tubuh perempuan lebih sedikit. Karena itu, tubuh perempuan lebih perlu dilindungi dari sengatan matahari. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian seorang pakar dermatologi asal Australia bahwa salah satu obat penyakit kanker kulit pada perempuan adalah jilbab.
Jilbab Ternyata Memotivasi Prestasi
Mengenakan jilbab, bagi Ruqaya Al-ghasara asal Bahrain, tidak sekadar kewajiban. Ini terbukti pada ajang Asian Game di Qatar tahun 2006 lalu. Ia memperoleh medali emas dalam olah raga lari 200 meter, dengan kecepatan 23,19 detik. Yang membuat istimewa adalah karena ternyata motivasi utama yang membuat Ruqaya mampu memberikan hasil terbaik adalah jilbabnya. Ia merupakan satu-satunya pelari perempuan berjilbab yang mampu menunjukkan prestasi istimewa di kejuaraan tingkat Asia, mungkin juga dunia.
Berkerudung Bisa Menghilangkan Stres
Penelitian terbaru Universitas Queen Mary, London, menyebutkan bahwa perempuan berkerudung mentalnya lebih sehat. Sedangkan yang berpakaian modern seperti rok, justru lebih stres dan gundah. Penelitian terhadap 1.000 remaja perempuan kulit putih Inggris keturunan Bangladesh usia 11-14 tahun itu, semula diarahkan bahwa berkerudung membuat tertekan. Namun, hasilnya justru terbalik. Orang berkerudung ternyata lebih bermental sehat. “Hasilnya sungguh mengejutkan,” kata Prof. Kam Bhui.
Berbuat Dosa Bisa Menghalangi Rezeki
Sering melakukan perbuatan dosa ternyata bisa membuat seseorang dadanya terasa sempit dan penuh dengan kesedihan, terhalang dari mendapat rezeki, lupa ilmu, dibenci semua makhluk, dan hubungan antara ia dan Tuhannya menjadi regang. Di samping itu, hati menjadi keras dan akan mendapat hukuman yang cukup berat di akhirat nanti. Demikian yang di utarakan Dr. Aidih bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya yang berjudul Jangan Melampau Batas (terjemahan Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi).
Pernikahan Karena Materi Tidak Berhak
Hal ini ditandaskan dalam hadits Nabi yang menyebutkan, “Barang siapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu diberkahi Allah.” Sebab, pernikahan yang disebabkan karena materi akan terasa kering dan hampa. Pernikahan hendaknya bertujuan untuk menyempurnakan agama dan mengharapkan keridhaan Allah. Hadits ini juga ditemukan dalam redaksi lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Menikahlah Karena Cinta, Bukan Status
Dari Anas, menyebutkan, bahwa Nabi bersabda, “Barangsiapa menikah dengan wanita karena kedudukannya, Allah hanya akan menambah kehinaan kepadanya. Siapa menikah karena kekayaannya, Allah akan memberi kemiskinan. Siapa menikah karena kebangsawanannya, Allah akan menambah kerendahan padanya. Namun, siapa menikah karena ingin menjaga pandangan dan nafsu atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah akan senantiasa membderi keberkahan padanya.” (HR. at-Thabrani)
Kenapa Menikah Dengan Perawan ?
Para bujangan dianjurkan agar menikah dengan wanita yang masih perawan (gadis). Alasannya ada pada hadits ini. “Kawinilah oleh kalian seorang wanita yang masih perawan, sebab perawan itu lebih segar mulutnya, lebih subur rahimnya, lebih hangat vaginanya, dan lebih rela dengan nafkah sedikit.”(HR. Abu Na’im melalui Ibnu Umar) Nabi pun mempertanyakan, “Kenapa tidak gadis (yang dinikahi), yang bisa diajak saling bermain-main. Kamu menggigitnya dan dia menggigitmu.” (HR, an-Nasai)
Hikmah Di Balik Larangan Perilaku Ikhtilath
Rasulullah bersabda . “Janganlah salah seorang di antara kamu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Sebuah lembaga penelitian di Amerika, Universitas Michigan, meyebutkan bahwa penerapan Sistem Pengajaran Non-Ikhtilath (sistem yang melarang berdua-duanan antara siswa dan siswi bukan mahramnya) lebih unggul dalam kemampuan menulis dan bahasa dibanding dengan sekolah yang menerapkan adalah sistem pengajaran yang memungkinkan adanya ikhtilath.
Alasan Ilmiah Kenapa Berkhalwat Haram
Perintah untuk tidak berkhalwat (berdua-duaan) antara seorang pria dan wanita yang bukan ternyata berpengaruh terhadap kondisi fisik orang yang melakukannya. Para peneliti di Universitas Valencia, menegaskan bahwa seorang yang berkhalwat dengan wanita menjadi daya tarik yang akan menyebabkan kenaikan sekresi hormon kortisol. Kortisol adalah hormon yang bertanggung jawab terjadinya stres dalam tubuh. Meskipun subjek penelitian mencoba untuk melakukan penelitian atau hanya berpikir tentang wanita yang sendirian dengannya hanya dalam sebuah simulasi penelitian. Namun hal tersebut tidak mampu mencegah tubuh dari sekresi hormon tersebut.
Banyak Makan Berisiko Sakit Jantung
Islam mengajarkan kesederhanaan. Bahkan, kaum sufi telah mengajarkan pada kita, “Makanlah setelah lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang.” Ajaran ini ternyata ada benarnya. Sebab, sebuah studi epidemiologi yang dilakukan Berenson GS di New York menyebutkan, bahwa makan berlebihan bisa mengakibatkan kegemukan. Kegemukan merupakan penyebab penyakit jantung. Penelitian juga menyebutkan bahwa kegemukan berkaitan dengan pola makan yang tak beraturan dan serakah.
Sedekah Meningkatkan Kebahagian
Sebuah penelitian yang dilakukan Prof. Elizabeth Dunn dari University of British Columbia, Kanada, menyebutkan, bahwa bersedekah ternyata dapat membuat hidup seseorang beruntung dan lebih bahagia. Survei ini dilakukan terhadap 632 orang karyawan perusahaan di negeri itu. Hasilnya, tim analisa menemukan bahwa karyawan yang lebih banyak bersedekah bagi kepentingan sosial memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. di samping itu, mereka juga memperoleh banyak keberuntungan di kemudian hari.
Tidak Merokok, 250 Masjid Bisa Dibangun
Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) memberikan ilustrasi cukup mencengangkan terkait dengan masalah rokok. Jika umat Islam dalam sehari tidak merokok, mereka bisa membangun 250 masjid dengan dana Rp. 1 Milyar permasjid. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 77 juta. Jika persentase umat Islam sekitar 80 %, maka perokok muslim sekitar 50 juta orang. Kalau mereka merokok seharga Rp. 5.000,- setiap hari, maka biaya rokok umat Islam di Indonesia sehari mencapai sekitar Rp. 250 Milyar.
Madrasah yang Pertama di Indonesia
Madrasah pertama kali lebih dikenal dengan istilah pesantren. Kemunculannya seiring dengan datangnya para penyebar agama Islam di tanah air. Semula berpusat di surau atau masjid (Sarijo tahun 1980). Kemudian, pada abad ke-20 barulah muncul sistem pendidikan Islam yang dikenal dengan istilah madrasah, yang dikembangkan oleh sejumlah Ormas Islam, seperti lahirnya Madrasah Manb’ul Ulum Kerajaan Surakarta pada tahun 1905. Setelah Adabiyah di Sumatera Barat pada tahun 1909 (MA. Fajar 1998).
Madrasah Menerapkan Kurikulum Barat
Perkembangan madrasah cukup berliku-liku. Sejak masa kolonial Belanda, madrasah tak bisa bergerak leluasa. Ia selalu diawasi, bahkan dicuragai. Madrasah lalu bersikap koperatif dengan pihak Belanda pada tahun 1930. Madrasah mulai menggunakan kurikulum dan metode pembelajaran dengan sistem pendidikan Belanda, agar tidak dicuragai. Hal ini juga merupakan strategi perjuangan umat Islam untuk memperoleh wawasan dan informasi baru untuk dapat menemjukan kelemahan pihak kolonial Belanda.
Arti Sebuah Pemberian Menurut Sufi
Menurut orang sufi, martabat terendah adalah memberi (sakha) tahap berikutnya, naik menjadi dermawan (aj-jud), dan martabat yang tertinggi adalah mementingkan orang lain (al-itsar). Barangsiapa yang memberikan separuh hartanya dan menhan yang separuhnya lagi, itulah yang disebut memberi (sakha). Barangsiapa yang memberikan lebih banyak kepada orang lain, sedang untuk dirinya hanya tersisa sedikit. Maka itulah yang disebut dermawan (al-jud). Adapun orang yang amat menderita namun ia mudah memprioritaskan orang lain dan sangat memperhatikannya, itulah yang disebut itsar.
Mengabdi Pada Orangtua Adalah Jihad
Di riwayatkan dari Imam Ahmad, sebagaimana tercantum dalam Shahih Bukhari dari Ibnu Amru bin Ash, bahwa seorang laki-laki menemui Nabi. Ia memohon izin untuk berjihad (berperang) di jalan Allah, Nabi bertanya, “Apakah masih hidup kedua orang tuamu.”? Ia menjawab, “Ya”. Sabda Rasulullah, “Maka pada keduanya (ada jihad), berjihadlah.” Hadits ini menjelaskan bahwa jika kita masih mempunyai kedua orang tua, maka berbuat baiklah kepada keduanya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, insya Allah nilainya sama dengan jihad. Maksud dari hadits ini adalah, bahwa berbakti kepada orang tua menempati posisi yang mulia sebagaimana orang yang berjihad.
Larangan Membuat Tato di Muka
Suatu hari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah lewat di dekat seekor keledai yang telah di beri tanda (tato) di bagian muka. Rasulullah bersabda, “Allah melaknat orang yang membuat tato di muka.” Hadits ini menjelaskan bahwa memberi tato, yaitu membuat gambar dengan cara menusukkan jarum, kemudian diberi pewarna, merupakan perbuatan yang tidak disukai Allah. Itu haram hukumnya. Alasan haram tidak saja itu. Sejumlah ulama berpandangan bahwa membuat tato termasuk upaya melukai tubuh sendiri. Dan hal itu sangat tidak disukai oleh Allah.
Oleh Uup Gufron
Labels:
Pendidikan Islam
Thanks for reading MANUSIA DAN RELASI SOSIAL DALAM ISLAM. Please share...!
0 Comment for "MANUSIA DAN RELASI SOSIAL DALAM ISLAM"