Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Belajar Kepada Nabi Zakaria

Sajadah Muslim ~ “Kerja bukanlah tujuan utama dalam hidup manusia, pekerjaan hanyalah perantara untuk meraih lebih utama.”


Sejenak, mari belajar kepada Nabi Zakaria (semoga Allah senantiasa memberinya keselamatan selalu). Kisah kemuliaannya tersebar diberbagai surah dalam Al-Qur’an. Seorang Nabi sekaligus ayahanda dari Nabiullah Yahya. Zakaria juga menjadi pilihan Imran untuk menjaga putrinya, Maryam hingga kelak melahirkan Isa al-Masih, manusia pilihan Allah pula.

Kisah Nabi Zakaria ada beragam dalam Al-Qur’an, ada yang bercerita  tentang kesabarannya yang bak batu karang dalam menunggu ketetapan Allah. Tentang tegarnya menghadapi gelombang ujian yang bertubi-tubi, soal keajaiban do’anya yang syarat dengan keyakinan akan Kuasa dan kehendak Sang Pencipta. Dan pastinya tentang kualitas takwanya sebagai Nabi pilihan Allah, ada ibadah yang tak pernah putus dan munajat tak henti di waktu-waktu sunyi.

Uniknya, keseharian Nabi Zakaria ialah”Cuma” seorang tukang kayu, dia menghidupi keluarganya berbekal perkakas tukang yang sederhana saja. Sebuah profesi dan pekerjaan kasar, bagi sebagian manusia. Orang bilang derasnya keringat yang mengucur tak sebanding dengan rupiah yang didapatkan. Peluh yang meleleh bukan jaminan berapa yang didapat nanti. Untuk itu ada banyak profesi lain yang dianggap lebih mulia dan lebih hebat dari sekadar pekerjaan tukang kayu.

Namun, inilah keadilan Allah yang menilai manusia bukan dari sekadar tampilan fisik semata, kemudian manusia tak diukur dari pekerjaan yang digeluti. Apalagi dari tebalnya isi kocek dan banyaknya jumlah saldo tabungan yang dipunya Nabi Zakaria, justru diabadikan dalam al-qur’an, salah satunya karena kesungguhannya dalam menajat yang nyaris tanpa putus, dia dipuji sebab kualitas takwa yang terbukti bukan karena yang lain. Allah berfirman :

“Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-hamba-Nya, Zakaria.” (QS. Maryam [19] ayat 2)

Bahwa kucuran rahmat Allah sebanding dengan kualitas penghambaan dirinya, inilah hakekat kemulian manusia. Adakah pekerjaannya setiap waktu mampu mengundang rahmat Allah? ataukah justru gara-gara kesibukan itulah yang bikin dia kehilangan barakah-Nya.

Faktanya didapati seringkali yang paling menyibukkan manusia dalam hidupnya adalah sebagai apa saat bekerja. Semakin tinggi kedudukan seseorang rasanya makin terpandang, bahkan sebagian orang rela berkorban pada apa saja untuk meraih posisi dan status tersebut.

Sebenarnya tak ada yang keliru dengan keadaan diatas, selama ia berkompeten dengan jabatan atau pekerjaannya maka tidak masalah atas harapan dan keinginan itu asal tentu dengan cara-cara yang jujur, ia tidak boleh menipu atau menzalimi orang lain hanya gara-gara kepentingan pribadi seseorang.

Patut diingat, kerja bukanlah tujuan utama dalam hidup manusia, pekerjaan dan kedudukan manusia hanyalah perantara untuk meraih yang lebih utama. Yakni sebagai amal shaleh dan meraup sebanyak-banyaknya barakah dan Rahmat Allah. Itulah teladan dari Nabi Zakaria, semoga keselamatan senantiasa terlimpah padanya...., Amin.

Sumber: Majalah Mulia, Berbagi Kemuliaan Hidup

Labels: Kisah-Nabi

Thanks for reading Belajar Kepada Nabi Zakaria. Please share...!

0 Comment for "Belajar Kepada Nabi Zakaria"

Back To Top