Sajadah Muslim – Masjid merupakan sebuah tempat suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi umat Islam. Masjid selain sebagai pusat ibadah umat Islam, ia pun sebagai lambang kebesaran Syiar dakwah Islam. Kaum Muslimin pun terpanggil untuk bahu-membahu membangun Masjid-masjid di setiap daerahnya masing-masing. Hampir tidak dijumpai lagi suatu daerah yang mayoritasnya kaum Muslimin kosong dari Masjid. Tak ada lagi keluhan (jarang) dari kaum Muslimin untuk menunaikan Shalat lima waktu secara berjamaah di Masjid.
Bahkan terlihat renovasi bangunan Masjid-masjid semakin semarak dan mencolok. Masjid-masjid semakin diperlebar dan diperindah serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas, agar dapat menarik dan membuat nyaman jamaah. Bila kita menengok kondisi masjid-masjid yang ada, baik di kampung maupun di kota, maka semakin sepi dari jamaah. Bahkan ada beberapa Masjid yang tidak menegakkan Shalat berjamaah lima waktu secara penuh. Mungkin yang mayoritas jarang kosong dari jamaah, shalat Maghrib dan Isya. Walapun tak jarang juga didapati Masjid yang berukuran megah dan mewah Cuma menegakkan shalat berjamaah Maghrib saja. Bahkan tak jarang juga yang menjadi Imam dan Makmum ialah sekaligus dirangkap oleh Muadzin sendiri, demikianlah kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Boleh jadi ada yang menyangkal, “hukum menegakkan shalat berjamaah di Masjid itu bukanlah wajib, namun sebatas Sunnah saja. Sehingga tidak mengapa Shalat berjamaah di rumah bersama sanak keluarga, “katanya. Pendapat itu tidak sesuai dengan praktek Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan para ulama salaf. (Baca Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Mekkah)
Keutamaan Mengerjakan Shalat Berjamaah di Masjid
Berikut ini beberapa Keutamaan bagi orang yang pergi untuk Shalat berjamaah lima waktu di Masjid, di antaranya :
1. Mendapat naungan dari Allah SWT hari kiamat, Rasulullah SAW bersabda : “Tujuh orang yang Allah akan menaungi mereka pada suatu hari (hari kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (diantaranya) Seorang penguasa yang adil, Pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan kepada Rabbnya, Seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan Masjid,….” (Muttafaqun a’laihi).
2. Mendapat jaminan dari Allah SWT di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang pergi ke Masjid maka ia mendapat jaminan dari Allah sampai ia diwafatkan dan dimasukkan ke dalam Al Jannah (surga)”. HR. Abu Dawud No. 2494
3. Terhapusnya dosa-dosa dan terangkatnya beberapa derajat. Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat dengannya berapa derajat ? Mereka menjawab: “Ya, Wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Menyempurnakan wudhu dalam keadaan susah (sulit), memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, karena demikian itulah yang dinamakan Ribath”. HR. Muslim No. 251
4. Mendapat balasan seperti Haji. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk shalat lima waktu (secara berjamaah di Masjid), maka pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram”. HR. Abu Dawud No. 554.
5. Mendapat cahaya sempurna pada Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda : “Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju Masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. HR. Abu Dawud No. 561.
6. Disediakan baginya Al-Jannah. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa pergi ke Masjid dan kembali (darinya), Allah azza wa jalla akan menyediakan tempat baginya di Al Jannah setiap ia pergi maupun kembali”. (Muttafaqun ‘alaihi).
7. Mendapat dua puluh lima/dua puluh tujuh derajat dari pada Shalat sendirian. Rasulullah SAW bersabda : “Shalat berjamaah lebih utama dengan memperoleh dua puluh lima derajat dari pada shalat sendirian (dalam riwayat lain : dua puluh tujuh). HR. Al-Bukhari No. 645-646.
1. Mendapat naungan dari Allah SWT hari kiamat, Rasulullah SAW bersabda : “Tujuh orang yang Allah akan menaungi mereka pada suatu hari (hari kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; (diantaranya) Seorang penguasa yang adil, Pemuda yang dibesarkan dalam ketaatan kepada Rabbnya, Seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan Masjid,….” (Muttafaqun a’laihi).
2. Mendapat jaminan dari Allah SWT di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang yang pergi ke Masjid maka ia mendapat jaminan dari Allah sampai ia diwafatkan dan dimasukkan ke dalam Al Jannah (surga)”. HR. Abu Dawud No. 2494
3. Terhapusnya dosa-dosa dan terangkatnya beberapa derajat. Rasulullah SAW bersabda : “Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapuskan dosa-dosa, dan mengangkat dengannya berapa derajat ? Mereka menjawab: “Ya, Wahai Rasulullah”. Beliau bersabda : “Menyempurnakan wudhu dalam keadaan susah (sulit), memperbanyak langkah menuju masjid, dan menunggu shalat setelah shalat, karena demikian itulah yang dinamakan Ribath”. HR. Muslim No. 251
4. Mendapat balasan seperti Haji. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan berwudhu untuk shalat lima waktu (secara berjamaah di Masjid), maka pahalanya seperti pahala orang berhaji yang memakai kain ihram”. HR. Abu Dawud No. 554.
5. Mendapat cahaya sempurna pada Hari Kiamat. Rasulullah SAW bersabda : “Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju Masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. HR. Abu Dawud No. 561.
6. Disediakan baginya Al-Jannah. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa pergi ke Masjid dan kembali (darinya), Allah azza wa jalla akan menyediakan tempat baginya di Al Jannah setiap ia pergi maupun kembali”. (Muttafaqun ‘alaihi).
7. Mendapat dua puluh lima/dua puluh tujuh derajat dari pada Shalat sendirian. Rasulullah SAW bersabda : “Shalat berjamaah lebih utama dengan memperoleh dua puluh lima derajat dari pada shalat sendirian (dalam riwayat lain : dua puluh tujuh). HR. Al-Bukhari No. 645-646.
Allah SWT Menyeru Untuk Shalat Bersama-Sama Orang Yang Shalat
Firman Allah SWT : “Dirikanlah shalat dan keluarkan zakat dan rukulah bersama orang-orang yang ruku”. (Al-Baqarah : 43). Ibnu Katsir rahimullah dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa kandungan makna ayat di atas dijadikan dalil oleh mayoritas ulama tentang kewajiban menghadiri shalat berjamaah. Karena Allah SWT memerintahkan untuk ruku bersama orang-orang yang ruku, yang artinya shalatlah secara berjamaah. Lebih tegas lagi, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW dan para sahabatnya untuk tetap menegakkan shalat berjamaah walaupun pada saat perang berkecamuk, yang dikenal dengan shalatul khauf.
Ancaman Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat Berjamaah
Berikut ini beberapa ancaman bagi orang yang enggan untuk shalat berjamaah, di antaranya :
1. Hatinya tertutup dari Rahmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan shalat berjamaah atau pasti Allah azza wa jalla benar-benar akan menutup hati-hati mereka, kemudian pasti mereka menjadi golongan orang-orang lalai”. HR. Ibnu Majah No. 794.
2. Meninggalkan Shalat berjamaah tanda kemunafikan. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik dari pada shalat fajar dan isya”. HR. Al-Bukhari No. 657.
3. Rasulullah SAW mengancam akan membakar rumah-rumah orang yang enggan menghadiri shalat berjamaah. Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh aku ingin menyuruh untuk mengumpulkan kayu bakar lalu aku perintah untuk menegakkan shalat dan adzan, dan aku perintah seseorang untuk menjadi imam, kemudian aku keluar mendatangi mereka (kaum laki-laki yang tidak menghadiri shalat berjamaah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka beserta penghuninya”. HR. Al-Bukhari No. 644. Sekian Semoga Bermanfaat.
1. Hatinya tertutup dari Rahmat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan shalat berjamaah atau pasti Allah azza wa jalla benar-benar akan menutup hati-hati mereka, kemudian pasti mereka menjadi golongan orang-orang lalai”. HR. Ibnu Majah No. 794.
2. Meninggalkan Shalat berjamaah tanda kemunafikan. Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik dari pada shalat fajar dan isya”. HR. Al-Bukhari No. 657.
3. Rasulullah SAW mengancam akan membakar rumah-rumah orang yang enggan menghadiri shalat berjamaah. Rasulullah SAW bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh aku ingin menyuruh untuk mengumpulkan kayu bakar lalu aku perintah untuk menegakkan shalat dan adzan, dan aku perintah seseorang untuk menjadi imam, kemudian aku keluar mendatangi mereka (kaum laki-laki yang tidak menghadiri shalat berjamaah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka beserta penghuninya”. HR. Al-Bukhari No. 644. Sekian Semoga Bermanfaat.
Baca juga :
Akhlak Islami Hiasan Indah Dalam Sebuah Kehidupan
Labels:
Pendidikan Islam
Thanks for reading Ramaikan Masjid Dengan Shalat Berjamaah. Please share...!
2 Comment for "Ramaikan Masjid Dengan Shalat Berjamaah"
Bagi seseorang yang hendak menuju shalat berjamaah hendaknya dia berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Dikarenakan seseorang yang hendak menuju shalat dituntut agar melaksanakannya dengan adab yang mulia dan dalam keadaan yang sempurna. Dahulu ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat pernah mendengar suara gaduh langkah orang yang tergesa-gesa karena terlambat. Kemudian setelah shalat beliau SAW menasihatinya agar tetap berjalan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa walaupun terlambat. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim dan selain keduanya dari sahabat Abu Qatadah ra : “Ketika kami sedang melaksanakan shalat bersama Nabi SAW tiba-tiba beliau mendengar suara langkah kaki beberapa sahabat. Ketika telah selesai shalat beliau bersabda, “Ada apa dengan kalian ? Mereka menjawab, “Kami tergesa-gesa menuju shalat”, beliau bersabda, “Jangan kalian lakukan hal itu, jika kalian mendatangi shalat hendaklah berjalan dengan tenang, apa saja yang kalian dapatkan dari shalat kerjakanlah (bersama imam) dan apa saja yang tertinggal maka sempurnakanlah”.
Di dalam hadist yang lain dari sahabat Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dengan tambahan : “Hendaklah kalian berjalan dengan sakinah dan waqar”. Al Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Secara lahir nampak bahwa di antara keduanya ada perbedaan. As-Sakinah itu adalah tenang dalam gerakkan dan meninggalkan perkara yang sia-sia. Al-Waqar adalah berkaitan dengan keadaannya seperti menjaga pandangan, merendahkan suara, dan tidak banyak menoleh”.