Sajadah Muslim - Sebelum bernama Madinah, wilayah Madinah bernama Yatsrib.
Hanya saja setelah Islam datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga ilmu
berkembang dengan pesat. Ilmu pengetahuan itulah yang akan membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang
dipenuhi dengan kemajuan peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri
khas dari Yatsrib. Perekonomian maju
pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu, budaya yang berkembang
juga sangat pesat. Budaya diatur dengan sistem social budaya Islam. Wanita yang
biasanya membuka aurat, setelah Islam datang ditutup auratnya dengan kerudung
dan jilbab. pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang
dibatasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Singkatnya, Madinah adalah bentuk lain kota Yatsrib yang lebih maju setelah Islam
ditegakkan di sana.
Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh tidak baik. Dengan berbagai cara mereka menghentikan dakwah Rasulullah SAW, bahkan mencoba membunuh Rasulullah SAW. Semangat dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam tidak pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu sempit di Kota Mekkah, beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah Nabi Muhammad SAW behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh beliau adalah bagaimana membangun masyarakat Islam. Nabi Muhammad SAW segera membangun Masjid, kemudian menyusun barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk memudahkan maksud tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin dengan umat Islam yang lainnya. Dengan persaudaraan ini kaum muslimin bertambah kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.
Nabi
Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam di Madinah melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Hal ini
dikarenakan setelah meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin meninggalkan kota
Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak memiliki harta kekayaan. Semua harta
kekayaan mereka ditinggalkan di kota Mekkah. Nabi Muhammad SAW bertekad
memajukan sektor ekonomi dan perdagangan dan hal ini didukung oleh semua
masyarakat Islam. Orang-orang Mekkah sebenarnya memang pandai dalam bidang
perdagangan, sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya, penduduk
Mekkah dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain berdagang, kegiatan
ekonomi lainnya adalah bertani. Hal ini didukung oleh tanah Madinah yang subur dengan kebun-kebun
anggur dan kurmanya yang terkenal. Nabi Muhammad SAW berhasil menyatukan
penduduk Yatsrib dan membangun
masyarakatnya melalui sektor ekonomi dan perdagangan, untuk menuju masyarakat
yang adil dan sejahtera.
Hijrahnya
Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan dakwah
Islamiah, di antaranya :
- Kemenangan dakwah Rasulullah SAW dan kaum muslimin terhadap kaum Quraisy.
- Terbentuknya agama Islam yang beribu kota di Madinah dengan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahannya.
- Terbesarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Nab
Muhammad SAW tiba di kota Madinah
pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awwal tahun pertama hijrah, yakni bertetapan
dengan tanggal 24 September 622 M. kedatangan beliau sangat dinanti-nantikan
oleh masyarakat Madinah. Adapun
hal-hal yang dapat kita teladani dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat di Madinah adalah :
Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah
Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu
diminta masyarakat untuk singgah di rumah mereka. Nabi Muhammad SAW berkata,
“Saya akan menginap di mana untaku akan berhenti. Biarkanlah ia berjalan
sekehendak hatinya”. Akhirnya unta itu berhenti di sebuah tempat jemuran kurma
milik dua orang anak yatim dari Bani Najjar. Di tempat itulah Nabi Muhammad SAW
membangun Masjid serta tempat tinggalnya di situ. Beliau selalu bersikap amah
dan baik kepada setiap masyarakat yang ada di kota Madinah.
Mendirikan Masjid di Kota Madinah
Masjid yang pertama didirikan
oleh Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Masjid Nabawi. Tanah pembangunan Masjid ini berasal dari kedua anak yatim bernama Sahal
dan Suhail. Nabi membeli tanah tersebut dengan harga yang pantas untuk mereka.
Pembangunan masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh
masyarakat Madinah, baik kaum Anshar
dan kaum Muhajirin, begitu juga Nabi Muhammad SAW ikut terjun langsung membantu
pembangunan masjid tersebut.
Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin
Setelah Nabi Muhammad SAW
diterima penduduk Madinah dan menjadi
pemimpin penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan dasar-dasar yang
kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru. Dasar pertama yang beliau
letakkan adalah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum
Anshar dan kaum Muhajirin. Kaum Muslimin yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah disebut “Muhajirin” dan kaum
Muslimin penduduk Madinah disebut “Anshar”.
Benda dan kekayaan mereka ditinggalkan di Mekkah, di waktu mereka berhijrah ke Madinah demi agama dan keyakinan yang
mereka anut.
Nabi Muhammad SAW
mempersaudarakan antara kedua golongan kaum muslimin ini. Ali Ibnu Abi Thalib
dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan dengan
Kharijah Ibnu Zuhair. Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu Jabal.
Demikianlah Rasulullah SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang
terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian
yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang
diadakan Rasulullah SAW. Dengan persaudaraan tersebut telah menciptakan suatu
persatuan yang berdasarkan agama dan mempertalikan jiwa mereka.
Membuat suatu perjanjian tertulis
Nabi Muhammad SAW membuat suatu
perjanjian tertulis antara kaum Muhajirin dan Anshar dengan orang-orang Yahudi
yang terkenal dengan nama Piagam Madinah.
Isi dari Piagam Madinah tersebut
adalah:
- Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberikan keamanan bagi orang yang patuh.
- Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
- Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan Yahudi untuk saling membantu dan menolong.
- Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari segala serangan.
- Rasulullah SAW menjadi pemimpin tertinggi di Negeri Madinah, segala perkara dan perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.
Rasulullah
SAW menemui beberapa kesulitan pada masa awal pembentukan pemerintah Islam di Madinah. Kesulitan yang terbesar adalah
adanya serangan-serangan dari orang-orang kafir Quraisy secara tidak manusiawi.
Melihat kondisi tersebut beliau menyusun kekuatan untuk mempertahankan dii.
Langkah tersebut diambil Rasulullah SAW berdasarkan wahyu yang diterimanya
yaitu Al Quran surat Al Baqarah ayat 190 : “Dan
perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
kamu melampui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”.
Dalam
sejarah, Nabi Muhammad SAW prnah mengikuti peperangan sebanyak dua puluh tujuh (27)
kali. Perang yang diikuti Nabi disebut Perang Gazwah dan Perang yang tidak
diikuti Nabi disebut Perang Syariyyat. Adapun perang terpenting yang pernah
diikuti Nabi ialah Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Fathul Makkah.
Sekian
!
Labels:
Pendidikan Islam
Thanks for reading Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Madinah. Please share...!
0 Comment for "Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Madinah"