Sajadah Muslim ~ Rasulullah saw pernah bersabda, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala dan barisan dalam shalat (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka akan ikut bertarung atau akan mengikuti undian”.
“Dan seandainya meraka mengetahui pahala mengerjakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakannya, dan seandainya mereka mengetahui pahala shalat Isya dan Shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan mereka berjalan jongkok maupaun merangkak”. (HR Bukhari)
Banyak hikmah yang dapat diambil dari ibadah shalat, selain mencegah perbuatan keji dan munkar, berdisiplin juga merupakan hikmah yang patut kita lakukan dan tekuni dalam hidup sebagai makhluk Allah. Bayangkan saja, dalam sehari umat muslim dituntut selalu konsisten untuk berhenti sejenak dari berbagai aktivitas atau kegiatan apa saja demi menghadap kepada sang pencipta (Allah swt) sebanyak lima waktu dari siang dan malam untuk melakukan shalat.
Tampaknya ringan, namun bagi orang yang tidak mampu melakukan displin diri tentu menjadi berat untuk melakukannya, bersantai-santai atau tetap sibuk dalam aktivitasnya masing-masing ketika waktu shalat telah tiba, agaknya telah menjadi pemandangan umum dikalangan umat muslim, dalam hal aktivitas di pasar, kantor, terminal dan masih banyak lagi tempat yang dipenuhi umat muslim tetap saja hiruk- pikuk, kendati suara adzan telah berkumandang, bahkan tidak jarang mereka akhirnya lalai menunaikan shalat sebagai kewajiban dalam agamanya.
Padahal dalam Al Qur’an telah mengingatkan dalam surat al Ma’un ayat 4-5 bahwa celakalah bagi orang-orang yang melalaikan shalatnya, namun betapapun keras peringatan dari Allah swt itu, tetap saja tidak sedikit orang yang melalaikan shalat atau tetap mengesampingkan shalat dari pada aktivitasnya.
Selain dijanjikan akan mendapatkan pahala dari Allah swt, yakni surga di akhirat kelak, shalat juga mempunyai implikasi dalam kehidupan dunia. Orang yang membiasakan shalat tepat waktu, komitmen dirinya akan terbangun walaupun tidurnya dalam keadaan nyenyak..Bahkan kebiasaan berkomitmen itu akan menular pada setiap aktivitas lainnya, ia akan mudah menyelesaikan tugas-tugas kegiatan tepat pada waktunya. memenuhi target-target dalam hidup sebagai umat sesuai yang direncanakannya.
Dalam hal ini shalat tepat waktu (di awal waktu) bisa juga menjadi cermin dari kedisplinan seorang muslim. Oleh karena itu, Rasulullah saw menganjurkan agar shalat wajib dilaksanakan sesuai tepat pada waktunya, ketika waktu shalat telah masuk atau tiba waktu pelaksanaannya, kemudian suara adzan dikumandangkan, maka segera tinggalkan segala kegiatan atau aktivitas apapun untuk segera melaksanakan shalat. Baca juga Shalat Qasar
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, ia telah bercerita ”Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, ”perbuatan apakah yang paling dicintai Allah swt?” Beliau menjawab “Shalat tepat pada waktunya.” Lalu apa lagi?” tanyaku lebih lanjut, Beliau menjawab.” Berbakti kepada kedua orang tua.” Kutanyakan lagi.”Setelah itu apalagi?.beliau menjawab. “Jihad di jalan Allah ( HR Bukhari).
Dalam kitab at Targhibwa at-Tarhib diterangkan bahwa bergegaslah untuk mengerjakan shalat pada awal waktu hukumnya sunnah. Adapun mengakhirkan shalat, hingga keluar waktunya dengan disengaja hukumnya haram. Jadi jika ada orang yang pergi tidur setelah waktu shalat tiba, sedangkan ia belum melaksanakan / mengerjakan shalat dan tidak punya keyakinan bahwa ketika tidurnya nanti ada orang yang membangunkan, maka pergi tidur dalam keadaan seperti itu hukumnya haram. tetapi kalau ia punya perkiraan bahwa di tengah-tengah tidurnya nanti ada yang membangunkan sebagaimana biasa maka tidurnya itu terkena hukum makruh, tidak haram.
Beberapa Pengecualian
Shalat lebih utama dilakukan pada awal waktunya, jika terbiasa menunda-nunda pelaksanaan ibadah shalat sampai akhir waktu, maka dikhawatirkan shalat akan terabaikan. Dan jelas perbuatan semacam ini dosa hukumnya, namun demikian ada beberapa kondisi yang dibolehkan untuk mengakhirkan wajib. Diantaranya sebagaimana disebutkan hadits yang diriwayatkan Anas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila cuaca teramat dingin Nabi saw segera melakukan shalat Dzuhur dan apabila cuaca amat panas, maka beliau melambatkan shalat Dzuhur” ( HR.Bukhari).
Untuk shalat Isya, Rasulullah saw lebih suka untuk mengakhirkannya namun sebagaimana dalam hadits, ia mengatakan pada suatu malam Nabi saw mengundurkan waktu shalat Isya sehingga sebagian besar waktu malam itu para sahabat nabi yang berada di dalam mesjid mengalami kelelahan dan menunggu sehinga mereka tertidur di dalam mesjid akibat untuk melaksanakan shalat Isya. Kemudian sahabat Nabi tetap menunggu kedatangan Nabi saw untuk mengerjakan shalat Isya dan beliau bersabda “ Inilah shalat Isya yang sebenarnya, jikalau tidak memberatkan umatku”( HR Muslim dan Nasa’i).
Imam Nawawi menerangkan, kalimat sebagian besar waktu malam tidak mungkin yang dimaksud adalah lewat tengah malam. Karena tak seorangpun diantara ulama yang menyatakan bahwa untuk mengakhirkan shalat Isya lewat dari seperdua malam itu lebih utama.
Hadits lain yang menyebutkan tentang hal ini adalah dari Abu Harairah bahwa ia berkata, ”telah bersabda Rasululllah saw, sekiranya tidak memberatkan umatku, tentu aku suruh mereka untuk mengundurkan shalat Isya hingga sepertiga atau seperdua malam”. (HR Ahmad, Ibnu majah, dan Tirmizi)
Sumber : Rahasia Sunnah-Sunnah Nabi (PT VARIASARI MALINDO)
0 Comment for "Mengapa Shalat di Awal Waktu"